A.Keraton Surakarta
Keraton Surakarta Hadiningrat adalah kraton peninggalan kerajaan Mataram islam yang menjadi saksi sejarah perkembangan kota Surakarta. Dengan arsitektur Jawa asli yang sudah di pengaaruhi system Barat, Bangunan ini tampak megah walaupun masih menampilkan ciri dari Solo itu sendiri.
Keraton Surakarta atau nama resminya Keraton Surakarta Hadiningrat, merupakan sebuah tempat bersejarah yang tidak boleh dilewatkan ketika berkunjung di Solo. Dibangun secara bertahap oleh Sunan Paku Buwono II pada tahun 1744, menjadikan Keraton Surakarta Hadiningrat menjadi tempat yang eksotis yang menyimpan banyak nilai sejarah. Secara fisik Keraton Surakarta memiliki banyak kesamaan dengan Keraton Yogyakarta dikarenakan salah satu arsiteknya yaitu Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengkubuwana I, yang menjadi arsitek utama Kraton Yogyakarta. Keraton Surakarta terletak tepat di pusat kota, berdekatan dengan beberapa landmark kota Solo, seperti Balai Kota, Pasar Klewer dan Pasar Gede. Beragam saranin - Kana transportasi bisa di gunakan untuk meninjau lokasi seperti becak dan andong.
Harga tiket masuk :
- Wisatawan Domestik : Rp 10.000,-
- Domestik Rombongan : Rp 8.000.-
- Wisatawan Asing : Rp 15.000.-
- Ijin Foto/ Kamera : Rp 3.500.-
Jam Buka :
- Senin - Kamis : 09.00 -14.00 wib
- Sabtu - Minggu : 09.00 - 15.00 wib
- Jumat : Tutup
B.Istana Mangkunegara
Pura Mangkunegaran didirikan oleh Raden Mas Said yang di kenal sebagai Pangeran Samber Nyawa yang dibangun pada tahun 1757. setelah penandatanganan Perundingan Salatiga pada tanggal 13 Maret. Raden Mas Said kemudian menjadi Pangeran Mangkoe Nagoro I. Istana Mangkunegaran terdiri dari dua bagian utama : pendopo dan dalem yang diapit oleh tempat tinggal keluarga raja. Hal yang menarik adalah keseluruhan istana dibuat dari kayu jati yang bulat/utub. PENDOPO adalah Joglo dengan empat saka guru (tiang utama) yang digunakan untuk resepsi dan pementasan tari tradisional Jawa. Ada seperangkat gamelan yang dinamai Kyai Kanyut Mesem. Gamelan yang sebagaian besar masih lengkap ini dimainkan pada hari-hari tertentu untuk mengiringi latihan tarian tradisional. Di dalam DALEM terdapat Pringgitan, ruang dimana keluarga menerima pejabat. Ruangan ini juga digunakan untuk mementaskan wayang kulit. Di dalam pringitan, ada beberapa lukisan karya Basuki Abdullah, pelukis kenamaan Solo.
Dalem juga digunakan untuk memajang
berbagai koleksi barang peninggalan berharga yang bernilai seni dan
sejarah yang tinggi. Terdapat koleksi
topeng-topeng tradisional dari berbagai daerah di Indonesia,
kitab-kitab kuno dari jaman Majapahit dan Mataram, koleksi berbagai
perhiasan emas dan koleksi beberapa potret Mangkunegoro.Pura
Mangkunegaran juga memiliki perpustakaan yang disebut Rekso Pustoko.
Koleksi topeng tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, seperti
Solo, Jogjakarta, Cirebon, Madura dan Bali. Beberapa koleksi topeng dari China. Pengunjung dapat memperoleh berbagai souvenir dan cinderamata di Pare Anom art shop.
Harga Tiket : Rp 5.000.-
Jam Buka :
- Senin - Sabtu : 09.00 - 14.00 wib
- Minggu : 09.00 - 13.00 wib
Pasar
Triwindu adalah sebuah pasar tradisional menjual barang antik yang
letaknya di depan Mangkunegaran. Meskipun pasar tradisional, pasar
barang kuno yang beralamat di jalan Diponegoro Solo ini, mempunyai
tampilan baru yang fresh, modern dan tetap berbudaya, setelah dilakukan
pemugaran pada tahun 2010. Koleksi barang antik yang di jual di Pasar
Triwindu sangat beragam mulai dari koin, radio, keris, lampu, dll.
Selain itu, di pasar yang pernah berganti nama menjadi Pasar Windujenar,
juga menyediakan suvenir yaitu wayang kulit, permainan anak , patung
kayu maupun perunggu, dan berbagai lampu hias yang merupakan produk
reproduksi dari benda-benda antik/ kuno.
Pasar Barang Antik Triwindu sebagai salah satu tujuan wisata di kota
Solo (Surakarta) awalnya adalah sebagai hadiah ulang tahun yang kedua
puluh emat dari GRAy. Nurul Khamaril, puteri Mangkunegori VII. Pada
mulanya jual beli di pasar ini menggunakan sistem barter antar pedagang
dengan menata meja-meja seadanyanya, kemudian sejak tahun 1960 para
pedagang mulai mendirikan kios.
Kota Solo sebagai Ibu kota Batik sekaligus barometer tumbuh
kembangnya budaya Jawa, telah membuktikan bahwa modernisasi tidaklah
menggerus budaya asli dan peninggalkan-peninggalan kebudayaan kota ini.
Pasar ini adalah sebuah heritage masa lalu yang tetap lestari meskipun
dengan bangunan pasar yang baru dan megah. Bahkan area sekitar Pasar
Triwindu ini dijadikan sebagai pusat kesenian Kota Solo dan sering
digelar event-event lokal maupun event tingkat Nasional, seperti SIEM,
Solo Batik Carnival (SBC), dll
Untuk menuju Pasar Triwindu ini sangatlah mudah, dikarenakan letaknya
di tengah kota, maka wisatawan lokal maupu mancanegara sangat mudah
menemukannya. Dari tahun ke tahunpun perdagangan di pasar ini semakin
meningkat seiring dengan pemahaman masyarakat akan benda antik yang
nilainya tidak terhingga, sehingga banyak masyarakat mulai gemar
mengkoleksi benda-benda antik ini. Selain itu Pasar Triwindu juga sebagi
pusat perdagangan barang Antik pulau Jawa, sekaligus pusat grosir
produk kerajinan/ souvenir reproduksi.
D.Taman Balekambang
Nah ini nih taman kota solo yang patut untuk dicoba, disini selain
pemandangannya yang indah dan enak buat refresing ataupun sekedar
istirahat dengan biaya masuk ke sini adalah 0 rupiah alias Gratis.
Dengan area yang luas dan rindangnya pohon tua dengan ukuran raksasa
juga terdapat kolam air yang eksotis, juga terdapat binatang jinak yang
di lepaskan sehingga memberikan nuansa yang lebih. Jika taman di luar
negri sering kita saksikan puluhan dara yang di lepas bebas di area
taman, di Taman Balekambang juga terdapat puluhan dara yang dilepas
bebas plus Rusa, Angsa, Kalkun dan beberapa hewan jinak lainnnya.
Taman
Balekambang dibangun pada tahun 1921 oleh raja KGPAA Mangkunegara VII
untuk para putri raja, GRAy Partini Husein Djayaningrat dan GRAy
Partinah Sukanta. Sekarang, patung kedua putri raja tersebut dapat kita
saksikan di dalam area taman dengan luas sekitar 9,8 hektar ini. Taman
Balekambang ini dibagi menjadi dua, yaitu Partini Tuin dan Partinah
Bosch.
Pada tahun ’70-an sampai ’80-an, di Taman Balekambang terdapat gedung yang digunakan sebagai panggung pertunjukan Srimulat yang pada saat itu sedang mengalami masa kejayaan. Bahkan, taman ini juga sempat menjadi lokasi mesum sebelum direvitalisasi seperti sekarang.
Pada tahun ’70-an sampai ’80-an, di Taman Balekambang terdapat gedung yang digunakan sebagai panggung pertunjukan Srimulat yang pada saat itu sedang mengalami masa kejayaan. Bahkan, taman ini juga sempat menjadi lokasi mesum sebelum direvitalisasi seperti sekarang.
- Partini Tuin atau Taman Air Partini Di
lokasi ini terdapat kolam resapan yang luas dan berfungsi sebagai
tempat penampungan air. Ada beberapa permainan wisata air yang dapat
digunakan oleh para pengunjung untuk bersenang-senang dan tempat duduk
unik berbentuk angsa di pinggir kolam untuk bersantai. Pengunjung juga
dapat memberikan makan ikan yang terdapat disana.
- Partinah Bosch atau Hutan Partinah Partinah Bosch merupakan area kebun yang ditanami dengan berbagai tanaman dan pohon-pohon langka. Pohon-pohon tua nan raksasa di sini membuat pemandangan taman menjadi hijau, rindang, dan eksotis. Beberapa pengunjung tampak bersantai di kursi yang disediakan di area taman, duduk di rerumputan bersama keluarga/kekasih, dan beberapa tampak asyik bermain dengan ayam kalkun dan rusa yang dibiarkan lepas di taman Balekambang.
- Partinah Bosch atau Hutan Partinah Partinah Bosch merupakan area kebun yang ditanami dengan berbagai tanaman dan pohon-pohon langka. Pohon-pohon tua nan raksasa di sini membuat pemandangan taman menjadi hijau, rindang, dan eksotis. Beberapa pengunjung tampak bersantai di kursi yang disediakan di area taman, duduk di rerumputan bersama keluarga/kekasih, dan beberapa tampak asyik bermain dengan ayam kalkun dan rusa yang dibiarkan lepas di taman Balekambang.
Jika
merasa kurang tertantang bermain-main dengan rusa dan ayam kalkun, kita
dapat mengunjungi Taman Reptil yang berada di dalam area Taman
Balekambang ini. Di taman ini, pengunjung dapat bermain-main dengan ular
raksasa, iguana, kelinci anggora, burung rangkong, burung elang, dan
beberapa satwa lain. Sedangkan reptil berbisa dan beberapa binatang
buas/liar lainnya tetap dikandangkan demi keamanan pengunjung. Pasar
Burung Depok dan Pasar Ikan Hias juga sedang dikembangkan sehingga
terintegrasi dengan kawasan Taman Balekambang ini.
Harga Tiket Masuk :
- Gratis (Untuk masuk Taman Balaikambang)
- Rp 3.000.- (Untuk masuk dan melihat Ketoprak Balekambang)
- Rp 5.000.- (Untuk ke Taman Reptil)
Pasar Klewer adalah pasar batik terbesar di Indonesia, jadi sangat disayangkan bila dilewatkan, terutama bagi
para pecinta belanja baik sebagai oleh-oleh khas batik khas Solo. Mulai
dari batik cap katun seharga belasan ribu, hingga batik tulis sutra
seharga jutaan rupiah tersedia disini. Pasar Klewer tidak hanya sebagai
pusat perekonomian saja namun juga tujuan wisata belanja. Pasar klewer
dirintis pada masa penjajahan Jepang, dimana banyak penjajakan kain dan
pakaian dengan cara digantung di pundak, karena dagangannya menjuntai
tidak beraturan atau "kleweran". Dari kata kleweran itu nama Pasar
Klewer diambil. Pasar Klewer ini terletakdi sebelah barat gapura Keraton
Kasunanan Surakarta dan sebelah selatan Masjid Agung. Selain pedagang
kain, disekitar Pasar Klewer juga terdapat penjual makanan yang khas yang juga menjadi tujuan wisata kuliner.
Tiket masuk : Gratis (Namanya juga pasar n_n)
Jam Buka : 09.00 -16.00 wib